Rabu, 16 April 2014

Kesan Pertama Mengenal TI



Siang itu usai bubaran sekolah seperti biasanya saya tidak langsung pulang ke rumah. Masih mengenakan seragam abu-abu langsung menuju sebuah percetakan yang terbilang paling terkenal di daerah saya. Untuk pertama kalinya saya harus berhadapan dengan pelanggan yang ingin mengetik naskah. “Jang bade ngetik ieu (bari nyodorkeun naskah ketikeun), tiasa?”  ‘Oh…..(rada ngahuleng), tiasa!” Jawab saya. “Mung paling ge beresna sontenan pa!” Lanjut saya sambil menahan keringat dingin. Karena tahu pekerjaan itu sebenarnya belum bisa. Sengaja mengulur waktu dengan maksud supaya bisa bertanya-tanya dulu cara mengerjakannya.
Sejak saat saya itu bekerja paruh waktu di percetakan dan tugasnya adalah tukang juru ketik. Walau pun harganya terbilang murah cuma Rp. 1.000,- / lembar tetapi pekerjaan itu terus ditekuni. Saya bukan cari uang semata tetapi ingin mahir computer, gumam saya dalam hati. Karena di rumah memang tak punya computer. Jadi bekerja di percetakan itu bagi saya itung-itung kursus tapi dapat gaji. Lumayan.
Atas pengalaman itu saya terus ketagihan ingin menguasai seluruh aplikasi computer terutama yang berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai penjual jasa. Sebagai penjual jasa tentu saja “wajib” hukumnya melayani pelanggan dengan baik dan memuaskan dan konsekuensinya saya harus terus belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar